c.o.L.D.F.i.s.H : August 2005
Tuesday, August 16, 2005
BUAT disimak bersama


Diskusi mengenai larangan mengucapkan selamat hari natal masih rame di sini tapi saya melihat fenomena itu cuma bongkahan gunung es.

Kalau saya perhatikan, kita makin lama makin jauh dari Ke-Indonesia- an. Sesama warga sebangsa sekarang sudah sulit untuk saling mengucapkan selamat. Kata-kata yang dari dulu sudah familiar di telinga kita diganti dengan kata yang asing. Misalnya, hari "Minggu" diganti "Ahad". Dulu kata "Ahad" ini cuma tertulis di kalender harian yang memang mencantumkan penanggalan berbagai versi, termasuk Cina dan Arab. Kata "ulang tahun" diganti "milad". "Hati Nurani" menjadi "Qolbu". Ada lagi yang bilang, kata "sembahyang" tidak boleh digunakan karena asal katanya adalah "sembah hyang". Warga Kristen Kampung Sawah yang biasa memakai peci dan baju koko ketika beribadah dipersoalkan. Terpilihnya Bupati Belitung Timur yang keturunan Cina disesali. Belum lagi soal perusakan tempat ibadah

Ada pula perubahan dalam hal pemberian nama kepada anak. Dulu di Jawa umumnya anak diberi nama yang khas Jawa, misalnya Danardono, Suwarni, Bagaskoro, Sekar, dsb. Sekarang nama-nama Jawa makin menghilang, diganti dengan nama-nama seperti Rizki, Salsabila,
Saskia, dsb. Jadi, kalau dulu yang bernama Sugeng ada yang Kristen, Islam, atau Budha. Sekarang dari nama seseorang kita tahu ..oh itu Islam... itu Kristen.

Fenomena yang unik lagi, sekarang banyak perumahan yang mengggunakan identitas/klaim islami padahal hampir di setiap perumahan sudah ada mesjid yang dibangun oleh developer. Di Jakarta, ada lagi taksi "Muslim". Entah ini untuk identitas keislaman atau kebetulan pemiliknya bernama Muslim.

Bukan maksud beta mengusik hak asasi orang untuk menggunakan kata, memberi nama, atau membangun rumah tapi kok semakin lama kita semakin terpisah. Mirip dengan hidup bertetangga. Setelah belasan tahun tinggal bersebelahan dengan rukun, hari demi hari saya
menambahkan bata demi bata di dinding pemisah rumah dengan tetangga. Suatu saat, cucu saya tidak kenal lagi dengan cucu tetangga sebelah rumah

Mengapa kita jadi begini ? Sampai kapan kita bisa merayakan 17
Agustus bersama-sama ...?
posted by Cha-- @ 8:24 AM